Rp 20.000
JL. BALAIDESA NO 28 JATI RASA, JATIASIH BEKASI
Menukil The Jakarta Post di era kolonial, pabrik pengolahan kopi didirikan di desa Ngasihan, Ngadirojo. Pabrik ini memproses biji kopi Arabika dan Robusta dari kabupaten Bulukerto dan Girimarto. Pada tahun 1860, Mangkunegara IV menjadikan daerah Gondosini di Bulukerto sebagai pusat perkebunan dan pembibitan kopi.
Namun kemuliaan kafe Wonogiri juga memudar ketika Belanda tidak lagi berkuasa. Namun, budaya kopi belum hilang, orang-orang dengan setia menanamnya. Tentunya bukan perusahaan besar. Namun selama dua tahun terakhir, dengan kebangkitan budaya konsumsi kopi, pecinta kopi dan pemerintah Kabupaten Wonogiri telah memanfaatkan peluang pariwisata kopi. Para petani kopi Bulukerto, Girimarto, Jatiroto dan Tirtomoyo mulai mencari kopi.
Aktivis kopi, seperti Haryanto dari komunitas kopi Wonogiri dan Yosef Bagus Adi Santoso dari kedai kopi Wonogiri, membantu mendidik petani tentang menanam kopi, panen, pemrosesan, dan penanaman. . Mereka tidak ragu-ragu untuk menaikkan harga dasar kopi dari 50.000 rupee per kg, sehingga petani tidak menjual biji kopi mereka ke perantara.
Baca Juga
Reviews:
Posting Komentar